ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. “Dj” DENGAN MASALAH : MENARI DIRI
- Pengkajian
1. Identitas klien
Ø Nama : Tn, “Dj”
Ø Jenis kelamin : Laki-laki
Ø Umur : 32 tahun
Ø Pendidikan : SMA
Ø Agama : Islam
Ø Alamat : Kebumen
Ø No. RM : 3543
Ø Tanggal masuk : 23 Maret 2006
Ø Tanggal pengkajian : 3 Mei 2006
2. Identitas penanggung jawab
Ø Nama : Tn. “K”
Ø Jenis kelamin : Laki-laki
Ø Umur : - tahun
Ø Pekerjaan : Patani
Ø Agama : Islam
Ø Alamat : Kebumen
Ø Hub. dengan klien : Ayah
- Alasan masuk
Sulit tidur, mudah marah, mudah tersinggung, memukul adik dan ibunya, suka mengamuk dan menyerang orang lain, klien tidak merasa sakit, perawatan diri memerlukan motifasi.
- Faktor predisposisi
Saat kecil sampai dewasa klien tidak mengalami gangguan jiwa. Klien datang ke Rumah Sakit jiwa diantar keluarganya dan polisi. Klien menderita gangguan jiwa kurang lebih 3.5 tahun yang lalu. Sering kambuh dan tidak pernah berobat. Dari riwayat keluarga ada yang mengalami gangguan jiwa yaitu adik dari Ibu.
- Pemeriksaan fisik
1. Tanda-tanda Vital
Ø Tekanan darah : 110/80 mmHg
Ø Nadi : 98 /mnt
Ø Berat Badan : 56 kg
Ø Tinggi : 173 cm
2. Keluhan klien secara fisik
Ø Klien sering merasa lemas tidak mempunyai tenaga jika deker dilepas.
- Psikososial
1. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
|
: Klien
: Meninggal
Ψ : Ada riwayat gangguan jiwa (adi dari ibu)
Genogram tidak lengkap atau mencakupi 3 generasi, karena keterbatasan penulis untuk mengali lebih dalam, sebab klien sangat tertutup untuk mengungkapkan generasi sebelumnya.
2. Konsep diri
a) Gambaran diri
Klien puas dengan keadaan tubuhnya
b) Ideal diri
Klien bercita-cita menjadi seorang kaya hal ini di dukung dari keterangan klien yang menganggap kaki kanannya mempunyai kekuatan lebih dengan mengunakan deker yang dianggapnya mempunyai kekuatan lebih. Sehingga klien tidak mau melapskanya karena akan merasa lemah.
c) Identitas diri
Klien anak ke lima dari enam bersaudara. Klien mempunyai 3 orang kakak laki-laki dan 1 kakak perempuan. Sedangkan klien juga mempunyai 1 adik perempuan. Klien bejenis kelamin laki-laki, saat ini klien berusia 32 tahun, tetapi klien belum menikah. Perilaku klien sesuai dengan jenis kelaminnya hal tersebut terbukti karena klien suka memelihara kumis dan suka berambut gondrong.
d) Peran
Dirumah klien berperan sebagai seorang anak yang bekerja untuk membantu orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Di tempat tinggalnya klien jarang berkumpul dengan tetangga. Klien lebih suka berada di rumah. Dirumah sakit klien sering terlibat aktivitas bangsal dan mau melakukan sesuatu yang diperintah oleh perawat walaupun dengan sedikit dorongan. Klien terkesan pasif dan malas-malasan.
e) Harga diri
Klien mengatakan tidak pernah malu maupun minder berada dirumah sakit.
3. Hubungan sosial
Klien mengatakan lebih dekat dengan adiknya. Klien suka berbagi rasa dengan adiknya. Klien mengatakan tidak mempunyai teman akrab.
4. Spiritual
Klien beragama Islam, tetapi klien jarang menjalankan ibadah. Bahkan terkesan tidak pernah, karena tiap kali disuruh beribadah klien selalu menolak.
- Status mental
1. Penampilan
Klien tampak kusut tetapi berpakaian rapi. Klien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri tetapi klien selalu menolak setiap kali disuruh memotong rambut maupun kumisnya.
2. Pembicaran
Klien sangat kooperatif saat diajak bicara tetapi tidak mampu untuk memulai pembicaraan. Klien selalu berbicara pelan dan jarang berkomunikasi dengan teman-temannya.
3. Aktifitas motorik
Dalam melakukan aktifitas diluar maupun di dalam ruangan, Klien sering tampak lesu dan malas.
4. Alam perasaan
Klien mengatakan kakinya tidak kuat dan tidak bertenaga jika tidak memakai deker.
5. Afek
Datar, karena klien tidak mampu megikuti apa yang disarankan kepada dirinyadan selalu berusaha membuat argumen sendiri.
6. Interksi saat wawancara
Klien kooperatif selama wawancara dan klien mampu mengungkapkan perasaan walaupun cuma mengatakan kata-kata seperlunya saja.
7. Persepsi
Klien merasa tidak sakit. Saat di bawa ke RSJ klien mengatakan kalau dia Cuma pusing pusing biasa.
8. Proses pikir
Klien mampu berfikir secara baik dan berkomunikasi secara urut dan lancar walupun berbicara Cuma seperlunya saja.
9. Isi pikiran
Keyakinan-keyakinan yang dimiliki klien tidak realistis, karena menganggap suatu benda mempunyai suatu kekuatan yang berlebih.
10. Tingkat kesadaran
Compos Mentis, tidak mengalami disorientasi baik waktu , tempat maupun ruang.
11. Memori
Klien tidak mengalami gangguan memori jangka panjang maupun memori jangka pendek. Klien masih mempunyai daya ingat jangka panjang maupun jangka pendek yang baik. Tetapi klien tidak tahu alasan klien dibawa ke Rumah sakit.
12. Penilaian
Klien tidak mengalami gangguan penilaian, kerena klien mampu mengambil keputusan sendiri.
13. Daya tilik diri
Klien menyadari bahwa dirinya memiliki masalah, tetapi bukan masalah menarik diri melainkan masalah kepala yang pusing. Dan klien tidak mau mengakui kalau klien mengalami gangguan isi fikir : waham.
- Kebutuhan persiapan pulang
1. Makanan
Klien makan secara teratur sesuai jadual, klien mampu untuk menyiapkan dan membersihkan alat makanya secara mandiri.
2. Mandi
Klien mandi sehari 2X pagi dan sore. Dan klien mengetahui cara mandi dan sikat gigi yang baik.
3. BAB/BAK
Klien mampu BAK/BAB secara mandiri.
4. Berpakaian
Klien mampu berpakaian secara mandiri dan rapi, yang dilakukan setelah mandi.
5. Istirahat
Klien beristirahat dengan cukup dan teratur walaupun kalau pagi klien jarang tidur.
6. Obat
Klien mengetahui jenis, dosis, dan manfaat obat. Klien mengetahui akibat dari putus obat. Klien mengetahui prinsip 5 benar obat. Klien minum obat sendiri sebanyak 3 kali sehari dengan pengawasan perawat.
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mampu merawat kesehatanya dengan di bantu perawat. Hal ini di buktikan dengan keteraturan klien dalam minum obat sesuai jadual dan setelah pulang akan minum obat secara teratur.
8. Aktivitas dirumah
Klien mampu melakukan pekerjaan dirumah dengan baik, kadang menyapu maupun mencuci baju untuk membantu sang bunda.
9. Aktivitas diluar rumah
Klien mampu melakukan kegiatan secara mandiri, tetapi kurang bisa bersosialisasi dengan oarang lain.
- Mekanisme koping
Bila mempunyai masalah klien sering bercerita kepada adiknya karena klien mengatakan jarang keluar rumah dan tidak mempunyai teman di luar lingkungan keluarga.
- Aspek medis
Diagnosa medis : F. 20.0
Terapi : Chorpromazin (CPZ) 100 mg 2x1
Halloperidol (HPD) 5mg 2x2
Trihexpenidile (THP), 2x2 mg
- Daftar masalah
1. Koping individu inefektif
2. Perubahan isi fikir : waham
3. Menarik diri
- Analisa data
Hr/Tgl | DATA FOKUS | MASALAH |
05-05-2006 09.00 | Ds : Klien mengatakan mempunyai kekuatan lebih pada kaki yang terpasang deker. Do : Pada bagian kaki tampak terpasang deker. Klien terlihat lebih percaya diri, bicara melantur,roman muka muram dan tegang. | Perubahan isi fikir : Waham |
05-05-2006 09.00 | Ds : Klien mengatakan kesepian, klien mengatakan tidak punya teman, klien mengatakan jarang berkomunikasi dengan teman. Do :Gelisah, menyendiri, jarang berkumpul dengan orang lain, melamun. | Menari diri |
- Pohon masalah
- Diagnosa keperawatan
1. Harga diri rendah behubungan dengan Menarik diri.
2. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi behubungan dengan Menarik diri.
3. Menarik diri behubungan dengan Koping Individu Inefektif.
4. Menarik diri behubungan dengan Koping ganguan konsep diri
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TUK | IMPLEMANTASI | EVALUASI |
03-05-2006 MD 4 | Ø Membimbing klien berhubungan sosial pada tahap K-P-Kelp. | S:- Klien mengatakan lebih tenang O : -Klien masih pasif -Klien tidak bisa memulai interaksi. -klien harus diajak berkomunikasi terlebih dahulu. A:-Klien mampu berhubungan social pada tahp K-P-Klep. P : - Membimbing klien berhubungan sosial pada tahap K-P-Kelp. |
04-05-2006 MD 4 | Ø Membimbing klien berhubungan sosial pada tahap K-P-Kelp. | S:- Klien mengatakan lebih senang O : -Klien masih pasif -Klien tidak bisa memulai interaksi. -klien harus diajak berkomunikasi terlebih dahulu. A:-Klien mampu berhubungan social pada tahp K-P-Klep. P : - Membimbing klien berhubungan sosial pada tahap K-P-Kelp. |
05-05-2006 MD 4 | Ø Memvalidasi keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain. Ø Membimbing klien berhubungan sosial pada tahap K-P-Kelp. Ø Membimbing klien mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain. | S:- Klien menyebutkan 2 keuntungan berhubungan dengan ornag lain dan 2 kerugian tidak berhubungan dengan orang lain. ─ Mengatakan lebih tenang ─klien mengatakan senang berhubungan dengan orang lain. O : -Klien masih pasif -Klien tidak bisa memulai interaksi. -klien harus diajak berkomunikasi terlebih dahulu. A:-Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain. ─Berhubungan social pada tahap K-P-Klep. ─Klien mampu mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain P : - Membimbing klien berhubungan sosial pada tahap K-P-Kelp. ─ Membimbing mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain. |
06-05-2006 MD 4 | Ø Membimbing klien berhubungan sosial pada tahap K-P-Kelp. Ø Membimbing klien mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain. | S:- Mengatakan lebih tenang dan senang ─Klien mengatakan senang berhubungan dengan orang lain. O : -Klien masih pasif -Klien tidak bisa memulai interaksi. -klien harus diajak berkomunikasi terlebih dahulu. A:- Klien mampu Berhubungan social pada tahap K-P-Klep. ─Klien mampu mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain P : - Membimbing klien berhubungan sosial pada tahap K-P-Kelp. ─ Membimbing mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain. |
0 komentar:
Posting Komentar